Bujang tertegun sendiri di tepi jalan raya, dilihatnya banyak sekali muda mudi penuh ceria tertawa-tawa berpasangan di atas kuda besi sambil melaju.
-
'Asyik sekali jika punya sepeda motor keren gitu,' Bisik Bujang sebatas hati seketika terbentik, kedua matanya kini mengunci pasangan pengendara itu hingga berlalu, sebuah sepeda motor gede dengan wajah pengendara tertutup kaca helm. Apalagi saat melihat wanita yang tengah duduk nyaman di belakangnya, dengam wajah terlihat bangga, tangan halusnya memeluk erat sesiapa yang memboyongnya dengan elegan. Melaju bak raja dan ratu melintasi jajaran pengagumnya dari jajaran rakyat yang miskin.
-
Seketika, bujang teringat akan keluarganya dirumah, akan istrinya yang pasti menunggunya pulang dari mengemudikan angkutan umum dengan hasil yang diharap cukup untuk kebutuhan dapur, juga untuk kebutuhan peralatan sekolah yang sudah sering dipinta anak semata wayangnya setiap kali dirinya tiba di rumah. Mengingat semua itu, rasanya malas sekali pulang dengan hasil tidak bisa dibilang mencukupi bahkan untuk makan dengan layak keluarganya.
-
Ingin pulang, tapi takut. Begitu pikir Bujang seketika, apalagi setelah melihat gadis seksi barusan. Kebutuhan dasar sebagai pejantan seketika tergugah, tapi mau bagaimana lagi. Bujang berpikir, percuma meminta jatah bercinta pada istrinya disaat setoran tidak sesuai harapan.Sebagaimana banyak kejadian sebelumnya.
-
Akhirnya bujang memilih duduk sejenak di taman yang terletak persis di belakangnya, coba menjernihkan akal sehat dan menurunkan libido yang menggugah angannya. Hingga waktu terus bergerak tidak terasa.
-
"Sendirian aj mas?," Seketika suara halus mengagetkan Bujang, sontak membuat ia menoleh ke arah suara. Dilihatnya seorang wanita tengah sama duduk di bangku tepi taman, ia tersenyum manis, mengerling. Tapi Bujang bergeming, hirau saja.
-
"Duh, kok diam aja. Banyak masalah ya?," Wanita di sampingnya kembali berkata dengan genit, membuat bujang kembali menoleh. Kali ini dilihatnya wanita tersebut tersenyum kecil, dengan pakaian lebih seksi dari penumpang di motor gede tadi. Seketika dada Bujang berdesir, napasnya terasa pengap, dengan detak jantung bergemuruh.
-
"Apa kamu mau saya bayar dua puluh lima ribu?," Bujang tergagap, yakin wanita yang dihadapinya kini adalah seorang tunasusila.
-
ar, 22juli2017
-
'Asyik sekali jika punya sepeda motor keren gitu,' Bisik Bujang sebatas hati seketika terbentik, kedua matanya kini mengunci pasangan pengendara itu hingga berlalu, sebuah sepeda motor gede dengan wajah pengendara tertutup kaca helm. Apalagi saat melihat wanita yang tengah duduk nyaman di belakangnya, dengam wajah terlihat bangga, tangan halusnya memeluk erat sesiapa yang memboyongnya dengan elegan. Melaju bak raja dan ratu melintasi jajaran pengagumnya dari jajaran rakyat yang miskin.
-
Seketika, bujang teringat akan keluarganya dirumah, akan istrinya yang pasti menunggunya pulang dari mengemudikan angkutan umum dengan hasil yang diharap cukup untuk kebutuhan dapur, juga untuk kebutuhan peralatan sekolah yang sudah sering dipinta anak semata wayangnya setiap kali dirinya tiba di rumah. Mengingat semua itu, rasanya malas sekali pulang dengan hasil tidak bisa dibilang mencukupi bahkan untuk makan dengan layak keluarganya.
-
Ingin pulang, tapi takut. Begitu pikir Bujang seketika, apalagi setelah melihat gadis seksi barusan. Kebutuhan dasar sebagai pejantan seketika tergugah, tapi mau bagaimana lagi. Bujang berpikir, percuma meminta jatah bercinta pada istrinya disaat setoran tidak sesuai harapan.Sebagaimana banyak kejadian sebelumnya.
-
Akhirnya bujang memilih duduk sejenak di taman yang terletak persis di belakangnya, coba menjernihkan akal sehat dan menurunkan libido yang menggugah angannya. Hingga waktu terus bergerak tidak terasa.
-
"Sendirian aj mas?," Seketika suara halus mengagetkan Bujang, sontak membuat ia menoleh ke arah suara. Dilihatnya seorang wanita tengah sama duduk di bangku tepi taman, ia tersenyum manis, mengerling. Tapi Bujang bergeming, hirau saja.
-
"Duh, kok diam aja. Banyak masalah ya?," Wanita di sampingnya kembali berkata dengan genit, membuat bujang kembali menoleh. Kali ini dilihatnya wanita tersebut tersenyum kecil, dengan pakaian lebih seksi dari penumpang di motor gede tadi. Seketika dada Bujang berdesir, napasnya terasa pengap, dengan detak jantung bergemuruh.
-
"Apa kamu mau saya bayar dua puluh lima ribu?," Bujang tergagap, yakin wanita yang dihadapinya kini adalah seorang tunasusila.
-
ar, 22juli2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar