[^__^] Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh [^__^]

Selasa, 28 Mei 2019

Mega Proyek Semesta


Kau, mungkin akan bingung jika terlalu sering mendengar penuturannya. Seorang lelaki kurus, banyak bicara dan kurang fokus itu, juga tidak terlalu baik di masyarakat kampung. Bagaimana tidak, kerap dia bertindak di luar pikiran kebanyakan orang, dan saat kau berputus asa untuk coba memahami penuturannya, kau juga mungkin akan menyebut dia seorang pemimpi, atau mungkin penyebar hoax yang meresahkan.
.
Kau akan mendengar pengaduan dari para tetangga, bahwa perkataan lelaki itu telah membuat banyak orang besar terluka. Bahkan kepada yang bersimpati terhadapnya sekalipun, apatah lagi kepada yang menyelesihinya. Jangan tanya kenapa lelaki itu hingga menjadi buah bibir pahit para tetangga, karena sebenarnya ia sebegitu aktif menyuarakan sebuah ide yang memang aneh –jika melihat keadaannya. Kau mungkin akan melihatnya benar-benar seorang pemimpi yang enggan turun dan menyerah kepada realitas. Yeah wajar saja, bahkan hampir sebagian besar keluarga besarnya –pun- melihat lelaki itu demikian.
.
Sebelum ingin, kau mengetahui bagaimana lelaki itu diangap pemimpi di siang bolong, kau mungkin akan lebih tersinggung jika datang sebagai orang Alim. “Anda jangan besar kepala, bukan karena keilmuan anda hingga masyarakat menghormatimu, tapi karena Islam ... jika tidak percaya, kau bisa lihat bagaimana nasib seorang ulama di negri-negri mayoritas Kafiriin, seperti Uighur misal.” Katanya saat itu kepada salah seorang Ajengan masyarakat yang cukup terpandang.
.
Pernah juga dalam suatu kunjungan penyambutan pejabat desa, keadaan dibuatnya hampir ricuh. Hingga akhirnya seorang pejabat desa datang tanpa penyambutan semestinya, sedang kau lihat lelaki itu tertawa-tawa dengan lepas di pojokan pos kamling, bersama begundal kampung kelas kere.
.
Atau seberani penuturannya saat bertemu dengan seorang Mahasiswa atheis yang di kutuk hampir orang-orang baik sekampung. Kau tahu apa katanya? “Sebenarnya kau itu orang baik, karena memang tidak ada Tuhan itu.” Katanya waktu itu, saat mengundang mahasiswa itu ngopi-ngopi di pos kamling, membuat para begundal yang notabene acuh terhadap norma pun, jadi begidik dan pergi. Tapi saat mahasiswa atheis  itu merasa jumawa dengan muntahan segala isi kepalanya, tidak lama mahasiswa malang itu dikatainya dengan lantang, “Kau sudah benar Kang, intinya tidak ada tuhan itu ... tapi akang belum selesai ngajinya, karena ada terusannya, yakni seharusnya ...Tidak ada Tuhan! selain Alloh ... catat!” katanya menghentak. Terang saja, mahasiswa itu hingga menyeruput kopi terbatuk-batuk, dan lelaki itu tertawa puas.
.
Orang aneh, maupun tak aneh ... sepertinya memang didunia ini selalu saja ada pengikutnya. Selain para begundal yang terlihat sering mendengar ocehannya hampir setiap malam di pos kamling, ternyata ada juga satu dua mahasiswa yang rela mendengar dan ikut mendukung kata-katanya yang dianggap aneh itu, dan yang paling mengejutkan, kini seorang ajengan juga terlihat ikut duduk-duduk dalam majelis begundal kampung bersamanya. Hingga  akhirnya sesepuh desa melaporkan aktivitas ngopi malam aneh-aneh itu ke para petugas desa.
.
Babinsa mulai berdatangan ke rumah kecilnya, keluarga besarnya bahkan hingga ada yang menangis-nangis, selain menyebut-nyebutnya dengan panggilan kebun binatang. Tapi dasar dia, tetap saja tidak berubah, apalagi kendur kegiatan bersama majelis begundal di setiap malam, bahkan semakin aneh-aneh dan sering. Hingga lelaki itu digelandang juga ke kantor desa. Dia ditanyai para aparat Babinsa hingga semalaman tanpa tidur, tapi dia tetap enggan menjawab dan hanya berkoar-koar seperti orang gila. “Mega Proyek Semesta takkan binasa!”
.
Ar, 28 5 2019
Satu Ruang Yang Hilang