[^__^] Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh [^__^]

Jumat, 01 November 2019

Seperti Terenggut Paksa


Selintasan saja ia hadir. Bagai asap tembakau yang mewangi, yang mengalun, membelai hingga ke rongga hidung terdalam. Lembutnya ia melesak, memenuhi seisi dada tanpa menyumbat kembang kempisnya napas. Isap udara masih diijinkan hilir mudik, namun tidak terasa ia datang dan pergi membawa nama yang ... kian melekang di riuh ramai. Siapa? entahlah, jangan tanya siapa.
.
Malam-malam ... heningnya seakan mengiba. Selimutnya yang tenang seakan pelukan ibu yang hangat di musim hujan. Lalu ia akan tersenyum seraya bercerita kisah-kisah keberanian di kala rasa takut ke ranjang lelap membenak. Ajaib bukan? untuk itulah aku sentiasa bertanya perihal rasa--adakah ia mahluk tak kasat mata atau atau akumulasi citraan luar yang mengendap hingga meragi di wadah sekesunyina. Di saat sunyi, kita harus mengingat atau teringat? Dan ada yang cemburu atas jawabmu--lalu cemburu sejenis apakah lagi itu?
.
Baiklah aku coba katakan dengan sederhana. Sebenarnya sejak siang berlalu, aku hanya merasa seperti sedang kesepian. Bukan tidak ada teman, bukan pula karena sendirian.Namun, rasanya aku sedang mencari, seperti sesiapa yang dapat aku rindukan-selayaknya.
.
Sebelumnya. Sejak awal--ku-membuka mata. Mentari telah cukup jauh melayang beberapa derajat. Entah karena saat itu tidak merasakan kelembutan sinarnya yang kekuningan, entah sebenarnya merasai malu telah kalah oleh ayam jantan yang sebisa mungkin menjadi sepasang sahabat meski di saat telur betinanya aku makan dengan lahap. Entahlah ... dan jangan tanyakan lagi tentang nasib-nasib bakal ayam itu--karena kau bisa anggap aku gila jika membahasnya.
.
Ah ya, awal itu merasakan kekesalan atas keterlambatan itu. Hingga setiap berkata bertanya dan menyapa ke seisi rumah dengan oktaf nada yang lebih keras dari biasanya, lebih keras daripada saat-saat menerima banyak uang atas upah mengurusi hasrat para pelanggan jasa yang terjual, lebih keras saat aku berusaha menginginkan sesuatu atasmu, dan pastinya juga lebih keras di saat terbangun lebih pagi hingga ayam jago yang nyaring berkokok itu dapat ku balasi dengan teriakan langsung ke kandangnya biasanya hewan itu tengah dirapati para betinya di sisi kanan maupun kirinya--kau taulah, para betina sentiasa rukun jika soal berbagi pasangan, tapi tidak dengan berbagi makanan.
.
Hingga siang terhubung dengan berbagai orang, dengan berbagai keterbengkalaian yang tak sempat tuntas karena batasan nalar dan kesempatan ... aku dapati waktu berteriak bahwa ia telah senja. Bagaimana bisa? bukankah baru sejenak saja aku melakukan berbagai hal? membaca, menulis diskusi dengan entah apa dan siapa--lalu tiba-tiba kembali senja? ohhh sungguh rasanya seperti direnggut paksa padahal kita sedang seneng-sayangnya.
.
Dan kini kita kembali ke malam. Apa kalian tidak bosan? Tapi anehnya hingga membaca ke akhir titik.--yeah! Itu tandanya karena kita merasa bosan
.
ar, 1 Nop 2019