Sekesal senja tetiba sirna, saat pada suatu ketika, akuh ... menerima buku antalogi puisi ini 😁😅.
.
Barusan membaca satu dua karya Pak Agus Dta , lalu meloncat ke karya Mbak Rintanalinie Girinata Primanique, lalu balik lagi membuka karya kang @Khusni Mubarok Abdullah, dan lain yang lainnya.
.
Bila boleh saya sotoy (sok tahu) ... ternyata:
.
Membaca sebuah puisi seibarat tantangan untuk melatih empati diri, adakah hati itu tidak
pergi dan masih tetap berfungsi?
.
Membaca puisi seibarat seorang laki-laki yang memerhati tubuh seorang bidadari yang telanjang di kandang singa. Dapat membuat jiwa terpana, tapi menuntut kehati-hatian persepsi jika tidak ingin binasa oleh prasangka.
.
Membaca puisi, mengajarkan berani menyuarakan isi hati tapi dengan tidak mengabaikan nasehat dari suara nurani.
.
Sukses terus sahabat @Rintanaline Girinata Primanique 😍
Maju terus! Semoga sukses juga dengan grup kepenulisannya. Aamiin
.
Terima Kasih, Mbak 😍🤩🥰
Salam 🙂
.
Cc : Notes Live Arbooks Bandung
___ Dari Sesama Untuk Semua ______________________________________________________________________________________
Kamis, 28 Januari 2021
Antalogi Puisi Penyair Ciayumajakuning
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar