pagi yang tabah
sendiri ia
sendiri ia
melihat dedaunan lapar
kehausan, kekeringan, kematian
berlembar-lembar
kehausan, kekeringan, kematian
berlembar-lembar
gugur menghampar
di riuh angin mencari pusaran
/
tangis, tak sempat lagi menunggui hati
ringkih langkah hingga patah digusur hari
semakin ramai semakin sepi
---semakin lama semakin mati
tak lagi ada yang bernyanyi
/
pagi yang tabah
riuh
menengadah
merenda, merendah, dan merekah
ratapi langit-langit yang terbelah
/
ah! tanah-tanah kian patah
jurang-jurang telah memisah begitu parah
mengangkang ia, ingin basah
mendesah ia, inginkan langkah
tanpa muka, yang beranak kian lucah
/
pagi yang tabah pun teringin
berputar riang
/
tangis, tak sempat lagi menunggui hati
ringkih langkah hingga patah digusur hari
semakin ramai semakin sepi
---semakin lama semakin mati
tak lagi ada yang bernyanyi
/
pagi yang tabah
riuh
menengadah
merenda, merendah, dan merekah
ratapi langit-langit yang terbelah
/
ah! tanah-tanah kian patah
jurang-jurang telah memisah begitu parah
mengangkang ia, ingin basah
mendesah ia, inginkan langkah
tanpa muka, yang beranak kian lucah
/
pagi yang tabah pun teringin
berputar riang
menatapi cermin
berkelamin, berkencan, berkecam-kecam
/
ar, 3 okt 2019
berkelamin, berkencan, berkecam-kecam
/
ar, 3 okt 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar