[^__^] Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh [^__^]

Selasa, 01 Oktober 2019

YANG MEMAKAN TUHANNYA SENDIRI .


Siapa yang tidak ingin tenar seperti ’Amr bin Luhay? Yang sejak kedatangannya dari negri makmur yang maju, lelaki itu kian populer dan banyak diikuti orang-orang di Mekkah. Kekayaan, Ketenaran, telah membuat pamor intelektualnya kian bersinar di mata para penduduk Kota Mekkah  yang fanatik kepada spiritual dan kegagahan.
.
 Kedatangannya dari Negri Syam disambut para penduduk kota Mekkah sebagai pembaharu yang berhasil. Lihat saja, banyak oranf pintar yang iri atas konsep ketuhanan yang dibawanya. Membuat iri para kahin ortodoks karena keluwesan ajarannya menuju tuhan. Selain mendekatkan kebaktian kepada Tuhan, ajarannya juga dirasa selaras dengan budaya penduduk yang terbiasa sibuk dengan perdagangan. Dengan isme yang dibawanya, para pengejar dunia dan akhirat dapat dibersamakan dalam ajarannya. Jenius bukan? Dan kau tidak mau kalah.
.
 Sejak kedatangan pembaharu teologi ketuhanan itu, kini kota mekkah mulai dibanjiri banyak ajaran teologi dari luar kota, bahkan hingga lebih dari tiga ratus para peminpinnya yang dengan bangga menyerahkan berbagai simbol kepada pemegang kunci mekkah. Sekali lagi kau tidak mau kalah. Kau berpikir keras untuk mengungguli semua itu meski keadaan perutmu sendiri tidak semakmur para pembaharu spiritual itu. Kau memutar otak beberapa hari, hingga akhirnya sebersit ide itu hadir dan kau rasakan sangat relevan dengan keadaan kota mekkah yang banyak dari penduduknya juga kelaparan
.
 Ah ya, bukankah dengan menjadikan diri salah satu pembaharu di kota ini akan dengan cepat menaikan pamor di Jazirah Arab. Ya ... ya! Mekah sebagai pusat haji juga menjadi titik strategis menyebarkan suatu ajaran dan pemikiran keseluruh dunia. Maka dengan segala yang kau punya, kau mulai membuat konsep ketuhanan baru. Kau menyebutnya sebagai simbol yang membawa kemakmuran, dan memberi solusi kepada orang-orang lapar.
.
 Maka, pagi ini kau bersemangat mulai membuat simbol ajaranmu, dengan segala harta yang ada. Kau membuat patung dari roti dan hendak di serahkan kepada juru kunci ka’bah.
.
 “Wahai orang jauh, mengapa kau ikuti orang-orang jahil itu membawa berhala dan mengotori millah Ibrahim yang Hanif? Tidakkah kau takut kepada Allah?” salah seorang dari suku Quraisy menegurmu.
.
Kau lihat ia masih terlalu kecil dan tidak punya kekuaatan sedkitipun untuk melindungi diri. Tapi meski begitu, kau coba berkata bijak demi menggali simpatik dari para pengikutmu yang baru. Bukankah aku membawa ajaran kemakmuran bagi orang-orang lemah? Batinmu bergumam sendiri.
.
“Ah tidak, kita bukan menyembah patung roti ini, tapi ini semua semata-mata untuk mendekatkan kita kepada Allah saja,”
.
Kau letakan kebanggaanmu di salah satu sudut komplek tawaf. Orang-orang mendatangimu, mendengar ceramahmu, dan di saat hari kian menerik, perut dan pengikutmu sendiri merasakan begitu lapar karena mejelis yang panjang hingga melupakan mencari makan.
.
Akhirnya kau memotong tangan tuhanmu yang lezat berbahankan roti itu. Para pengikutmu serentak maju, memakan  tuhan selepas kau kenyang dengan lengan kanan tuhan, dan kau lihat sekarang mereka memakan tuhanmu hingga habis.
.
Ar, 1 Okt 2019

#Gambar hanya ilustrasi, gambar ini hasil ss dari https://brilicious.brilio.net/

Tidak ada komentar: