[^__^] Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh [^__^]

Selasa, 08 Oktober 2019

PENONTON .

Pagi kulihat menyeret semua orang untuk bekerja, mengundang dengan gigilnya untuk bangun dan berangkat paling pagi, karena telat beberapa menit saja telah membiarkan waktu dibuang percuma dalam kemacetan. Aku tertawa melihatnya, merasakan menang dengan pekerjanku yang dianggap merdeka, tidak terjajah rutinitas. Terlebih waktu terlalu sayang jika hanya dihabiskan mencari makan. Tapi aku ragu dengan makna kebebasan yang aku inginkan. Aku bosan.
*
.
Mentari terus merangkak naik. Masih dengan rambut rocker khas orang bangun tidur, kusesapi segelas kopi panas gratis seraya memandangi banyak manusia hilir mudik. Aku iri dengan semangat mereka, terlepas karena apa. Setidaknya mereka merasa mantap dengan rutinitas sehari-hari, tapi mereka mau kemana setelah tersibuk-sibuk seharian itu? Pasti pulang kerumah. Ah aku bertindak lebih cepat dan praktis, tqk perlu pergi kemana-mana, karena tos nantinya kembali pulang, lalu tidur. Sama saja.
**
.
Hari beranjak mulai terik, kopi telah tandas. Apalagi? Menulis serasa buntu tanpa riset. Aku harus berangkat, tapi kemana? Dimana para ide-ide itu berkumpul? Dan ah ya, mungkin ide-ide yang harus kukejar itu pun kelak akan pulang juga kerumah, dan tidur. Aku cukup menunggu mereka disini, dan kembali tidur.
***
.
Hari kian terik, telah cukup membuat semua orang bermandikan peluh bagi yang terus bergerak. Saat terbangun, kulihat di ujung jendela banyak manusia masih dengan hiruk pikuk mengejar berbagai tujuannya dengan mantap. Aku masih disini, mengejar kemerdekaan demi merasai waktu yang terlalu berharga jika hanya untuk menabung tinja di jamban. Tapi aku bosan, jika hanya jadi penonton idealismeku sendiri.
-

#Sumber gambar : news.detik.com
.
Ar, Jan 2019

Tidak ada komentar: